Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2006-2025
Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2006-2025 sebagai landasan normatif pengembangan Kampus ITB menetapkan bahwa ITB tidak memisahkan kampus dengan lingkungannya. Kemajuan lingkungan di sekitar kampus merupakan tolok ukur sekaligus representasi langsung dari kekuatan serta kualitas kultur dan tradisi yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat di dalam kampus. Untuk itu pembangunan Kampus ITB harus terintegrasi dengan berbagai kemajuan dan pembangunan yang terjadi diluar kampus, yaitu dengan memperhatikan terwujudnya kesatuan Kampus ITB beserta lingkungannya.
Kampus ITB-Ganesha perlu mempunyai infrastruktur (fisik & non-fisik) yang mempunyai kemampuan penting dalam menghubungkan berbagai potensi di dalam maupun di luar kampus sejalan dengan perwujudan infrastruktur kampus masa depan (wide-networks).
Open Campus yang memungkinkan terjadinya kolaborasi di dalam kampus merupakan perwujudan kehidupan akademik sebagai identitas masyarakat kampus ITB. Siapapun yang berkepentingan dalam pengembangan keilmuan serta berbagai bentuk aktivitas akademik dapat memanfaatkan Kampus ITB-Ganesha sebagai laboratorium terbuka. Oleh karena itu perlu dijaga keseimbangan antara fungsi, populasi, ruang, dan infrastruktur fisik Kampus ITB-Ganesha.
Kampus ITB-Ganesha mungkin tidak dapat menampung kapasitas total dari beragam pengembangan yang diamanahkan oleh Rencana Anggaran Dasar dan Rencana Kegiatannya. Disebabkan keterbatasan kapasitas Kampus ITB-Ganesha, maka strategi ON-G Campus dan OFF-G Campus menjadi penting sebagai bentuk infrastruktur ITB di masa mendatang.
ON-Ganesha (ON–G) Campus
ON-Ganesha Campus dalam kebijakan multikampus ITB berada di Jalan Ganesha No. 10 yang merupakan Kampus ITB pertama dan ditetapkan sebagai kampus utama dengan karakteristik sebagai berikut:
- Kegiatan utama kemitraan dan jejaring/networking pada tingkat nasional dan internasional
- Keberadaan pusat-pusat utama pendidikan dan penelitian sebagai aset utama pengetahuan dan akademisi ITB
- Pusat bagi unsur utama yang mendukung keberhasilan ITB mencapai posisi World Class University.
- Tempat pertumbuhan model budaya dan tradisi keilmuan ITB selaras dengan visinya.
OFF-Ganesha (OFF-G) Campus
OFF-G Campus berlokasi di luar area Jalan Ganesha No.10 Bandung yang akan dikembangkan sekaligus sebagai kesempatan untuk mengatasi keterbatasan dan hambatan ITB untuk mengimplementasikan misi mencapai visi ITB. OFF-G Campus akan difungsikan untuk memperkuat infrastruktur ITB dan memastikan efektivitas dan efisiensi hasil ITB kepada para stakeholdernya.
Manfaat jangka panjang multikampus bagi ITB:
- Kebijakan multikampus akan menambah energi inovasi teknologi dan pengembangan pengetahuan di garda terdepan dengan peningkatan kapasitas melalui kebijakan ruang untuk fasilitas akademik dan infrastruktur di lokasi kampus baru.
- Pengembangan multikampus akan mengurangi ketergantungan terhadap Kampus ITB- Ganesha dalam penyediaan fasilitas untuk aktivitas akademik dan akan mengurangi kongesti dan memungkinkan Kampus ITB-Ganesha direstrukturisasi sebagai pusat penelitian dasar dalam kebijakan multikampus.
Untuk pembangunan nasional dan regional:
- Kampus baru akan menambah kapasitas ITB untuk menampung permintaan regional dan nasional akan pendidikan tinggi dan penelitian untuk kepentingan masyarakat, regional dan nasional
- Manfaat jangka panjang untuk menghasilkan lulusan dari program sarjana dan program magister baru yang dibutuhkan untuk pengembangan sumber daya manusia jangka panjang. Kampus yang direncanakan meliputi 3 (tiga) lokasi, yaitu ITB-Ganesha, ITB- Jatinangor, dan ITB-Bekasi.
Prinsip Dasar Perencanaan Kampus
Perkembangan kampus merupakan hasil dari pertumbuhan penyelenggaraan aktifitas kampus yang mengakomodasikan tuntutan pengembangan keilmuan serta penelitian dan penyelenggaraan pendidikan dinamis sebagai upaya memajukan, memelihara, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mengabdikan pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian negara.
Perencanaan dan pengembangan fisik kampus selalu dihadapkan pada berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pembelajaran yang dinamis. Pada zaman dimana fungsi kampus diutamakan untuk pendidikan dan menghasilkan sarjana dengan integritas dan intelektualitas keilmuan yang tinggi rancangan kampus cenderung formal anggun dan melambangkan identitas keilmuan yang kental sebagai satu-satunya sumber dan otoritas ilmu pengetahuan.
Kampus yang efisien adalah kampus yang dinamis secara beraturan, dalam hal ini beberapa bagian kampus berada diwilayah simbolik dan monumental dan cenderung tidak berubah, namun sebagian bangunan kampus juga cepat obsolete oleh perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri dan perubahan- perubahan yang disebabkan perubahan penelitian yang dinamis.
Dengan demikian pengembangan masterplan fisik multikampus mempunyai prinsip-prinsip dasar perancangan sebagai berikut:
- Fleksibilitas
- Adaptabilitas
- Keteraturan
- Kehidupan Sosial Kampus
- Formalitas
- Menyimbolkan perkembangan teknologi dan budaya Indonesia masa depan
Prinsip lainnya adalah kampus sebagai lingkungan yang membangkitkan inspirasi. Inspirasi merupakan hasil sebuah proses rasional, emosional dan budaya dan terjadi dalam ranah individual, kelompok, maupun interaktif. Inspirasi merupakan sebuah proses multi dimensi yang tidak hanya terjadi dalam ruang laboratorium. Untuk itu setiap bagian kampus harus dirancang sebagai ruang yang dapat memberikan stimulus untuk menghasilkan inspirasi dan karya.
Sebagai pusat pendidikan dan pusat pengembangan budaya bangsa, kampus memerlukan ruang-ruang komunal serta ruang publik yang memungkinkan terjadinya interaksi. Ruang-ruang komunal secara konseptual telah menjadi bagian dari pola ruang kampus dari sejak rancangan awal, akan tetapi perlu adanya perencanaan dan perancangan untuk memantapkan keberadaannya, serta meningkatkan kualitasnya.
Kampus-kampus ITB hendaknya direncanakan sebagai world-class campus, yang merupakan laboratorium lapangan di mana terhimpun best- practices pembangunan lingkung an yang menjadi acuan bagi pembangunan kampus lain di Nusantara dan Asia Tenggara, meliputi aspek-aspek perencanaan, perancangan, pembangunan, pengelolaan, pemeliharaan, dan konservasi lingkungan binaan (gedung dan lanskap). Kepeloporan dalam penciptaan lingkungan binaan dapat dicapaidengan penerapan konsep kampus yang peduli terhadap keberlanjutan di bidang lingkungan binaan.
Kampus-kampus ITB juga diarahkan menjadi kampus yang tanggap terhadap isu lingkungan dunia. Isu lingkungan dunia adalah isu keberlanjutan, yang diwujudkan dalam komitmen ITB terhadap aspek-aspek penghijauan lingkungan, hemat energi untuk peningkatan kualitas spasial dan lingkungan secara menyeluruh.
Dalam penjabaran lebih lanjut terkait dengan desain spasialnya, keunikan masing-masing kampus diarahkan sebagai berikut:
Kampus ITB-Ganesha
Kampus ITB-Ganesha ditetapkan sebagai Heritage Campus dan dibangun dengan pendekatan konservasi dan preservasi lingkungan, serta dilandasi oleh kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:
- Visi Kampus ITB-Ganesha sebagai Heritage Campus bukan hanya milik ITB, melainkan milik seluruh stakeholder ITB, yang meliputi civitas akademica ITB, mitra ITB dalam penelitian, pendidikan, pemberdayaan potensi masyarakat dan bisnis, masyarakat luas, pemerintah kota Bandung, dan pihak-pihak lainnya yang terkait
- Sejumlah preseden dalam perencanaan lingkungan binaan dengan pendekatan konservasi dan preservasi lingkungan menjadi acuan dengan penyesuaian dengan konteks lokasi dan waktu, dalam zona-zona yang memiliki karakteristik yang sesuai.
Kampus ITB-Jatinangor
Kampus ITB-Jatinangor dirancang untuk mewadahi berbagai aktivitas yang memperlihatkan kontribusi nyata ITB untuk pengembangan sosial ekonomi Jawa Barat dan pembangunan nasional dalam bidang pembangunan perdesaan serta bagi ilmu terapan alam dan hayati secara berkelanjutan serta bio- teknologi. Dengan konsentrasi kehidupan dan sumber daya alam serta pembangunan berkelanjutan, Kampus ITB-Jatinangor akan berkembang sebagai model kampus baru untuk konteks rural/perdesaan.
Kampus ITB-Bekasi
Sementara itu Kampus ITB-Bekasi dirancang untuk mewadahi interaksi kampus dengan industri di sekitarnya dalam rangka menciptakan kolaborasi baik dalam bidang penelitian maupun pengabdian masyarakat. Masterplan fisik ini akan memberikan arahan-arahan yang fleksibel bagi pengembangan secara inkremental dan bertahap. Untuk itu desain bangunan harus fleksibel, adaptabel terhadap kemungkinan perubahan dan perkembangan baru serta efisien dalam penerapan teknologi yang hemat energi dan kokoh.
Kampus ITB-Walini
Kampus ITB-Walini dirancang untuk menjadi kampus ITB di masa depan dengan konsep yang sangat modern dan canggih. Kampus ini rencananya akan menjadi kampus dengan luas terbesar dari semua kampus ITB.
Kampus ITB-Malaysia
Merupakan Kerjasama antara pemerintah Malaysia dengan ITB untuk mengembangkan ITB ke negara tetangga tersebut
Secara singkat, strategi pengembangan ITB pada 2011-2015 seperti tercantum dalam Renstra adalah:
“MAJU DAN BERKEMBANG MELALUI PERAN AKTIF DAN KOMITMEN KOMUNITAS ITB
DENGAN BERLANDASKAN KEBERAGAMAN KULTUR AKADEMIK YANG PRODUKTIF DAN INOVATIF MENUJU KEMANDIRIAN BANGSA”.